Oleh : kompas.com, infopenyakitdalam.com
Bagi para penderita
gagal ginjal, kegiatan cuci darah adalah suatu keharusan. Biasanya, para
penderita ini melakukan hemodialisis (cuci
darah melalui mesin) 2-3 kali dalam seminggu di Rumah Sakit. Namun, dalam 4
tahun terakhir mulai disosialisasikan sebuah alternatif dimana penderita dapat
melakukan cuci darah sendiri di rumah. Metode tersebut dikenal dengan continous ambulatory peritoneal
dialysis (CAPD).
CAPD merupakan sebuah kateter yang
dipasang di dalam perut, ke dalam rongga peritoneum. Pemasangan ini dilakukan
melalui tindakan operasi. Setelah kateter tersebut terpasang, lalu digunakan
cairan dialisat, yang sering dipakai adalah Dianel Baxter dari Kalbe untuk
membilas rongga peritoneum tempat bersarang kateter. Ini berfungsi sebagai
sarana cuci darah, yang berlangsung sepanjang hari.
Yang membuat CAPD ini
lebih unggul daripada cuci darah (hemodialisa) yaitu dapat dilakukan sendiri di
rumah atau di tempat kerja. Yang terpenting bila menggunakan CAPD mesti selalu
menjaga kebersihan tubuh dan menjaga keteternya tidak terinfeksi. Infeksi yang
lazim terjadi adalah peritonitis (infeksi pada peritoneum). peritoneum sebagai
membrane semi permeable yang berfungsi sebagai tempat yang dilewati cairan
tubuh yang berlebihan dan solute yang berisi racun yang akan dibuang. Cairan
dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke dalam
rongga perut. Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah
metabolik dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut,
kemudian cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.
(CAPD Instructions)
www.youtube.com
Rujukan
:
www.google.images.com
www.infopenyakitdalam.com
www.kompas.com
www.youtube.com
nambahin aja, kalo gagal ginjal yang pake CAPD itu kebutuhan proteinnya lebih tinggi dari gagal ginjal hemodialisa, yaitu 1,5 gram/kg BBI
BalasHapusok, mksih atas sarannya..
Hapus