Selasa, 04 Juni 2013

SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE DAN NYERI PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR

Oleh : M. Mudafsyir Syatibi, Heru Purbo K, Tavia Sundari

     Nyeri, peradangan, ketegangan emosi, dan imobilisasi yang terjadi pasca operasi dapat menimbulkan lingkaran setan. Rasa sakit, peradangan, ketegangan emosi, dan imobilisasi akan menimbulkan reflex muscle contraction menimbulkan restricted movement (RM), akan mengakibatkan circulatory statis dimana akan terjadi ischaemic jaringan dan terhambatnya proses metabolisme. Circulatory statis akan meningkatkan rasa sakit dan akan mengakibatkan spasme pada otot. Lingkaran setan ini bila tidak diputus akan membuat otot kehilangan sifat kelenturannya. Demikian pula jika sebuah otot dibiarkan pada posisi memendek hanya selama 5 hingga 7 hari akan memperlihatkan pemendekan perut otot akibat kontraksi dari serat kolagen dan penurunan jumlah sarcomere serat otot. Faktor pendukung seperti edema, pendarahan, nyeri, dan cidera pada jaringan lunak bercampur menjadi satu yang akan meningkatkan pembentukan kontraktur. 

Dalam upaya untuk membantu mengurangi nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur terutama pada saat latihan gerak fisioterapis dan memberikan stimulasi elektrid misalnya arus inteferensi, arus dinamis dan juga dengan pemberian Transcutaneus Electrical Stimulation. Pemberian electroacupuncture, TENS, dan stimulasi lain (termasuk pijatan) pada titik akupuntur tertentu diyakini dapat mengurangi nyeri pasca operasi.

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) adalah suatu teknik terapi menggunakan energi tubuh/energi meridian yang dilakukan dengan memberikan ketukan-ketukan ringan pada titik-titik tertentu pada meridian tubuh. Arti kata SEFT maksudnya adalah suatu upaya untuk membebaskan diri dari emosi negatif. Segala gangguan, keluhan dan penyakit yang terjadi pada pada manusia diyakini disebabkan oleh emosi negatif.  SEFT merupakan versi emosi dari acupuncture tetapi tanpa menggunakan jarum.

SEFT sendiri sebenarnya merupakan suatu terapi Psikologi yang pertama kali ditujukan untuk melengkapi alat psikoterapi yang sudah ada, seperti contohnya metode desensitisasi atau pengurangan sensitifitas terhadap pemicu Phobia atau ketakutan yang amat sangat yang seringkali diluar rasio pada sesuatu. Namun seiring berjalannya perkembangan ilmu kesehatan, SEFT ternyata juga dapat dipakai untuk terapi nyeri.




Rujukan :
Abraham, S.E. 2000. The Pain Clinic Manal. Second Edition. Lippincott : Williams and Wilkins.
Meliala, L. 2001. Diagnosis dan Managemen Nyeri Mutakhir Neuroosteomuskuler. Kelompok Studi Perdossi. Yogyakarta : Simposium Nyeri.
www.google.images.com
Zainuddin, A.F. 2008. Spiritual Emotional Freedom Technique. Jakarta : Afzan Publishing.

0 komentar:

Posting Komentar