Oleh
: Rinaldi
Seperti
tubuh kita, kulit kita juga membutuhkan supply oksigen yang tetap. Seperti
makhluk hidup lainnya, kulit anda membutuhkan oksigen untuk mempertahankan
dirinya, bereproduksi, dan membentuk lapisan baru. Pengetahuan Medis telah
menunjukkan bahwa penyebab utama dari proses penuaan adalah Kekurangan Oksigen.
Ketika kulit kita mengalami kekurangan oksigen, akan berdampak seperti
menurunnya aktivitas sel, penuaan dini, hilangnya kelembutan, pucat, dan
masalah selulit. Lapisan kulit kita kehilangan kurang lebih 65% kadar
oksigennya pada usia 30 tahun. Oksigen di transportasi ke lapisan kulit oleh
pembuluh darah (vascular system). Untuk kulit yang muda proses ini sangat
efisien, tetapi dengan semakin tua kita, fungsi-fungsi penyerapan mikro menurun
sehingga kulit kita tidak lagi menerima nutrisi yang tepat lagi. Hasilnya,
metabolisme sel dan peremajaan kulit menurun, kandungan kolagen dan elastin
menurun, menghasilkan garis-garis halus, berubah warna, dan keriput muncul.
Lebih jauh, dengan semakin bertambah usia kita, peremajaan sel-sel kulit luar
menjadi sangat tergantung pada oksigen dari luar. Kulit membutuhkan oksigen
tambahan agar tetap sehat dan tampak muda.
Manfaat
oksigen dalam tubuh :
- Lebih banyak oksigen masuk ke tubuh kita untuk peningkatan kesehatan secara menyeluruh.
- Meningakatan fungsi otak agar lebih jernih dan lebih cepat tanggap.
- Lebih banyak oksigen masuk kedalam otot untuk peningkatan energy dan kinerja
- Lebih banyak oksigen kedalam sel kulit agar kulit lebih sehat dan terlihat lebih muda
- Meningkatan metabolisme tubuh dan pengeluaran sisa-sisa
- Meningkatan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri dan virus
- Memperbaiki penyerapan vitamin, mineral dan nutrisi lain oleh tubuh
Defisiensi oksigen
Gelembung
udara yang terperangkap dibatu amber menunjukkan bahwa tingkat oksigen pada
atmosphere jaman dahulu terukur 70% lebih tinggi daripada saat ini: sebagian
besar ilmuwan sekarang ini berpendapat bahwa tubuh manusia tidak akan meperoleh
tingkat oksigen yang cukup untuk puncak kesehatah, vitalitas, fungsi sistem
kekebalan tubuh, dan umur. Mereka merujuk kepada bukti pertumbuhan tumbuh
dengan saran :
- Tubuh manusia bisa diartikan juga sebagai sebuah fungsi dengan konsentrasi oksigen yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikonsumsi sekarang ini
- Jumlah kandungan oksigen yang bisa diserap oleh tubuh pada sebagian besar manusia bisa dianggap lebih rendah dari yang diperlukan untuk menjaga kesehatan, pelepasan energi yang tinggi dan metabolisme yang benar
- Semakin rendahnya kandungan oksigen yang bisa diserap di tubuh seseorang, semakin besar kemungkinan tubuh orang itu untuk mengidap suatu penyakit yang kronis
Gejala-gejala
diatas sering kali muncul disertai perasaan tidak nyaman. Perkembangannya
memakan beberapa saat, untuk menyebarkan penyakit. Seperti yang termaktub di
"the townsend letter for doctor" : "sel-sel yang mengalami
kekurangan oksigen akan mengirimkan sinyal-sinyal panik halus yang jika
terkumpul didalam tubuh menyebabkan persaaan kurang nyaman, takut atau sakit
yang tersamar. Peringatan yang seragam pada tingkat rendah ini cenderung muncul
semata-mata sebagai "suara latar belakang" yang dialami seseorang.
Atau, juga bisa berarti datangnya penyakit yang lain.
Oksigen dan Kehidupan
Element
paling vital didunia adalah Oksigen. Tanpanya, Manusia tidak bisa hidup. Kurang
lebih 90% dari energi hidup diproduksi oleh oksigen. Proses pembakaran energi
kita memerlukan oksigen dalam jumlah besar untuk membuang sampah dan racun dari
dalam tubuh. Diawal masa, jumlah oskigen masih sedikit, dan lapisan ozon yang
esensial untuk kehidupan masih belum ada. Dibutuhkan milyaran tahun bagi
organisme primitif dilautan yang berfotosintesa mengisi oksigen bumi untuk para
hewan. Sekarang, sekitar 23% udara adalah oksigen. Tetapi, kandungan oksigen
untuk daerah perkotaan lebih rendah sampai dengan 15% dibeberapa kota, dan akan
semakin rendah sejalan dengan tingginya polusi dan penggundulan hutan.
(Kadar O2 Tinggi, Usia Warga Lansia Lebih Dari 100 Tahun Di Sebuah Pulau Di Madura)
www.youtube.com
Rujukan
:
Corwin,
Elizabeth J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta : EGC
Notoatmodjo,
S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan
dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.
www.google.images.com
www.youtube.com
0 komentar:
Posting Komentar