Welcome To My Blog

Penyedia Blog Info Kesehatan Yang Paling Up To Date.

Health Is My Life

Mohon Tinggalkan Kritik Dan Saran Pada Kolom Comment, Selamat Membaca !!!

Senin, 17 Juni 2013

PENATALAKSANAAN ULKUS DIABETIKUM DENGAN HIPERBARIK OKSIGEN TERAPI

Oleh : Resti Akmalina

Luka ulkus masih menjadi alasan nomor satu penderita diabetes untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Dalam sejumlah kasus, buruknya kendali kadar gula darah tidak hanya mengarah pada terjadinya luka, tapi juga memicu infeksi dengan konsekuensi yang lebih serius, yaitu amputasi. Kasus amputasi pada penyandang diabetes 15 kali lebih besar daripada yang tidak memiliki penyakit diabetes.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, diperkirakan angka kematian akibat adanya ulkus atau gangren pada penyandang diabetes mencapai 15%, dengan angka amputasinya mencapai 14-24%. Faktor risiko kaki diabetes dan amputasi adalah laki-laki, mengidap diabetes lebih dari 10 tahun, neuropathy perifer, kelainan struktur kaki, penyakit arteri perifer, merokok, riwayat amputasi sebelumnya, gula darah yang tidak terkontrol.
Perawatan luka ulkus membutuhkan biaya besar. Walaupun beberapa asuransi menanggungnya, namun terkadang biaya yang dikeluarkan melebihi tanggungan. Seperti misalnya rawat inap, dimana asuransi hanya menanggung 10 hari, sedangkan rata-rata pasien dengan luka ulkus harus dirawat selama 22-36 hari,  belum lagi dengan resiko amputasi, kemudian ada biaya sosial amputasi yang harus dipertimbangkan. Sebagian besar pasien gagal untuk mempertahankan hidup yang produktif karena mereka tidak bisa lagi mempertahankan pekerjaan.
Kaki diabetik terjadi akibat kendali kadar gula darah yang buruk. Kendali kadar gula darah yang buruk memicu kerusakan saraf dan pembuluh darah. Saraf yang rusak membuat penderita diabetes tidak bisa merasakan sensasi sakit, panas, atau dingin, sehingga luka di kaki menjadi semakin parah. Kondisi ini disebut dengan neuropati, yang disebabkan oleh kerusakan saraf perifer (motorik dan serabut sensoris) dan otonom. Pasien yang mengalami masalah tersebut (disfungsi saraf perifer) bisa mengalami trauma sendi, dan tanpa sadar melukai diri sendiri berulang kali. Sedangkan disfungsi saraf otonom menyebabkan keringat menurun. Kekeringan ini mengakibatkan celah dan retak pada kulit kaki sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.
Oksigen adalah suatu gas yang merupakan unsur vital dalam proses metabolisme seluruh sel tubuh. Adanya kekurangan oksigen, dapat menyebabkan kematian jaringan dan mengancam kehidupan seseorang. Tetapi tidak banyak orang yang tahu, selain dalam proses pernafasan dan metabolisme, oksigen juga memiliki peran dalam pembentukan kolagen dan perbaikan jaringan sehingga pemberian oksigen yang tepat dapat membantu dalam proses penyembuhan luka maupun dalam proses anti penuaan.
Terapi oksigen hiperbarik (HBOT = Hyperbaric Oxygen Therapy) merupakan suatu bentuk terapi dengan cara memberikan 100% oksigen kepada pasien dalam suatu hyperbaric chamber/ ruangan hiperbarik yaitu suatu ruangan yang memiliki tekanan lebih dari udara atmosfir normal (1 atm atau 760 mmHg). Dalam kondisi normal, oksigen dibawa oleh sel darah merah ke seluruh tubuh. Tekanan udara yang tinggi, akan menyebabkan jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah meningkat hingga 400%.
Terapi oksigen hiperbarik memberikan manfaat fisiologis untuk pasien dengan luka ulkus antara lain: peningkatan oksigenasi pada daerah yang luka dan terancam luka, membangkitkan jaringan granulasi, membunuh organisme dan meningkatkan fagositosis. Tekanan pada terapi hiperbarik bermanfaat untuk meningkatkan penetrasi antibiotik, meningkatkan produksi kolagen fibroblast untuk mendukung angiogenesis kapiler sehingga mempercepat penyembuhan luka. Terapi oksigen hiperbarik memberikan efek bakteriostatik langsung pada mikroorganisme anaerobik.

Gambar 1. Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum Dengan Terapi Oksigen Hiperbarik

Penelitian juga menunjukkan bahwa HBOT memangkas setengah biaya perawatan untuk luka ulkus, dan efektif mencegah amputasi. Menghindari biaya rehabilitasi dan penghematan tambahan yang dibutuhkan dalam mencegah re-amputasi atau revisi tunggul merupakan manfaat tambahan. Tindak lanjut dari pasien ini selama satu hingga enam tahun (rata-rata 30 bulan) telah menunjukkan daya tahan 92 persen. Artinya, pasien mampu berjalan tanpa lesi atau masalah lebih lanjut.



Rujukan :
Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jameson. Diabetes mellitus. Harrison’s principles of internal Medicine. 16nd ed. New York; Mc Grawn Hill; 2005 p. 2168-9.
Sudoyo AW,  Setiohady B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Kaki Diabetik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI; 2006 p.1911-15.
Heyneman CA, Liday CL. Using Hyperbaric Oxigen to Treat Diabetic Foot Ulcer. Critical Care Nurse 2002; 22; 52-8.

Minggu, 16 Juni 2013

SISTEM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN SECARA KOMPUTERISASI

Oleh : Dian Pancaningrum, S.Kep, Ns



  Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja perawat pelaksana dalam memberikan proses asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. Dokumentasi proses asuhan keperawatan yang baik dan berkualitas haruslah akurat, lengkap dan sesuai standar. Apabila kegiatan keperawatan tidak didokumentasikan dengan akurat dan lengkap maka sulit untuk membuktikan bahwa tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar. Pendokumentasian proses asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana sebagai bagian dari standar kerja yang telah ditetapkan.
        Pencatatan asuhan keperawatan merupakan suatu komponen penting dari infrastruktur tekhnologi informasi di rumah sakit khususnya keperawatan. Infrastruktur tersebut terdiri dari catatan elektronik medis, yang membuat digital penyimpanan data pasien diantara berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam pemberian perawatan kesehatan.
    Studi literatur tentang pendokumentasian proses asuhan keperawatan saat ini masih banyak dilakukan secara manual. Apabila terjadi kasus hukum, tulisan tangan sangat sulit dipertanggungjawabkan. Selain itu pendokumentasian asuhan keperawatan secara manual membutuhkan waktu yang lama dan sangat tidak efektif. Sebuah survei 2008 oleh perguruan tinggi di Amerika menemukan bahwa satu juta jam per minggu dihabiskan oleh perawat di formulir-mengisi, dan hampir 90 persen mengatakan dokumen telah meningkat selama lima tahun sebelumnya.
   Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi proses asuhan keperawatan diperlukan, dimana dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan.
    Sebelumnya telah ada penggunaan tekhnologi informasi yang disiapkan bagi mahasiswa perawat untuk menyimpan data dengan menggunakan perangkat mobile. Perangkat ini digunakan untuk menilai fisik pasien, kemudian mentransfer penilaian tersebut pada aplikasi desktop. Dibuatnya versi 1.0 sistem, dapat digunakan untuk menyajikan gambar atau sketsa seorang pria telentang dalam lingkaran. Pemilihan menu memungkinkan pengguna untuk memilih sistem fisiologis yang relevan dengan bagian-tubuh yang dipilih. Pengguna ini kemudian dimaksudkan untuk menggunakan sistem Palm "Sync-Manager" untuk mentransfer data fisik penilaian-set ke desktop, untuk dilihat dan secara opsional diedit menggunakan versi desktop Nursing Information System. Sebuah "saluran" custom-dikembangkan mengelola transfer ini, dengan cara file-format-spesifik NIS.
1.    Dokumentasi Keperawatan dengan Kode (Coded Nursing Documentation/CND)
Adalah dokumentasi menggunakan sistem komputer dimana catatan keperawatan yang terlihat hanya kode saja.  Kode sendiri berdasarkan standar asuhan keperawatan yang telah dirumuskan. Pengembangan dokumentasi yang dilakukan berupa dokumentasi keperawatan dengan sistem pengkodean. Pengkodean dilakukan dengan memasukkan data pasien ke komputer, pada akhirnya akan terlihat data dokumentasi hanya berupa kode secara lengkap menguraikan mulai dari penyakit hingga evaluasi yang akan dicapai oleh pasien tersebut. Sistem pengkodean ini, tidak menuntut perawat untuk melakukan aktivitas menulis lebih banyak.
2.      Clinical Care Clasification (CCC)
Adalah sebuah standar terminologi keperawatan yang terdiri dari  atom (data) konsep, masing-masing mempunyai kode yang unik dan definisi, sehingga memungkinkan  untuk kode dokumentasi keperawatan serta proses rencana perawatan elektronik. Model Sistem CCC menggambarkan dokumentasi perawatan pasien oleh perawat dan semua penyedia layanan kesehatan dalam pengaturan perawatan kesehatan sebagai interaktif, saling berkaitan, dan proses umpan balik yang terus-menerus. Model Sistem CCC (gambar 1) mengilustrasikan hubungan antara CCC of Nursing diagnosis dan hasil dan CCC Keperawatan dan Intervensi.  

Gambar 1. Model Informasi Clinical Care Klasifikasi (CCC)

Clinical Care Clasification (CCC) Sistem akan menyediakan kerangka kerja standar untuk mengklasifikasi nursing diagnosis, nursing interventions, dan hasil keperawatan untuk kode dokumentasi keperawatan.
Komponen meliputi: 1) Aktivitas,  2) Usus/lambung,  3) Jantung, 4) kognitif,  5) Koping,  6) Volume cairan,  7) Kesehatan Perilaku, 8) Siklus kehidupan, 9) Obat-obatan, 10) Metabolik, 11) Gizi, 12) Keseimbangan psikis, 13) Pernafasan, 14) Peranan hubungan, 15) Keselamatan, 16) Perawatan Diri, 17) Konsep Diri, 18) Sensorik, 19) Kulit Integritas, 20) Perfusi Jaringan, dan 21) Fungsi Eliminasi. 


                          Gambar 2. Kerangka Clinical Care Classifikasi

Dari 21 Komponen kode Perawatan ini diklasifikasikan dari enam langkah Proses Keperawatan (Gambar 3): Assessment (Care Component), diagnosis (diagnosa keperawatan), hasil identifikasi (hasil/tujuan  diharapkan), perencanaan (intervensi keperawatan), pelaksanaan (tipe aksi intervensi), dan evaluasi (hasil aktual). 


                    Gambar 3. Kerangka Dokumentasi Keperawatan dengan Kode

Dari gambar 1 sampai dengan 3 dapat disimpulkan bahwa :
a. Diagnosa Keperawatan terdiri 182 diagnosa keperawatan yang diambil dari 21 komponen.
b. Intervensi: 
Intervensi Keperawatan terdiri dari 792 Tindakan (198 Intervensi dengan 4 Aksi Qualifiers) :

  1. Menilai: Mengumpulkan dan menganalisis data tentang status kesehatan
  2. Lakukan: Menyediakan tindakan terapeutik
  3. Ajarkan: Memberikan informasi, pengetahuan dan / atau keterampilan
  4. Kelola: Mengkoordinasikan, Administrasi, mengkolaborasikan dan/atau merujuk

    c.  Hasil
      Terdiri dari 546 konsep hasil keperawatan. Tiga kualifikasi tidak hanya digunakan untuk memprediksi tujuan perawatan, tetapi juga untuk mengevaluasi apakah hasil sebenarnya telah mencapai atau tidak memenuhi tujuan perawatan.




Rujukan :
Adikoesoemo. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Erin Dean. 2010. Nursing Standard. Australian Nursing Journal. Edition 6.Vol 25.
Elizabeth A Carlson. 2010. Information Systems for Healthcare Management. Orthopaedic Journal of Nursing.
Gillies, Dee Ann. 1996. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi 2,  alih bahasa oleh Sukmana dkk, untuk kalangan terbatas.
www.google.images.com





Selasa, 04 Juni 2013

KULTUR BIFASIK AGAR-DARAH SEBAGAI ALTERNATIF METODE CEPAT DAN SENSITIF UNTUK DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

Oleh : Suliati, S.Si


            Penyakit tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat. Survei Kesehatan Rumah Kesehatan (SKRT) prevalensi TB menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan dan nomer satu dari semua golongan penyakit infeksi (Depkes RI, 2002). Adanya peningkatan insiden TB koinfeksi HIV dapat meningkatkan kesulitan pengobatan. Demikian pula dengan masalah dalam peningkatan resistensi obat antituberkulosis (OAT).

            Peningkatan insiden TB, TB koinfeksi HIV, maupun TB resisten OAT, yang dapat mengakibatkan terjadinya resiko penularan, dan juga menjadi kendala pengendalian TB (Kim SJ, 1998). Diagnosis Tuberkulosis (TB) ditegakkan berdasarkan pemeriksaan sputum secara mikroskopis langsung dengan metode sputum tiga kali, sewaktu, pagi, sewaktu (SPS). Pada kasus kronik atau gagal pengobatan yang dilakukan adalah dengan metode diagnosis konfirmatif TB melalui pemeriksaan kultur.

Gambar 1. Bakteri Tuberkulosis


            Pada saat ini telah berkembang metode kultur yang lebih akurat dan sensitif, salah satunya adalah Kultur Bifasik Agar-Darah. Selain metode tersebut masih terdapat metode kultur yang lain seperti Kultur Lowenstein-Jensen (L-J) dan Mycobacteria Growth Indikator Tube (MGIT). Kultur Bifasik Agar-Darah merupakan modifikasi media nutrien agar yang mengandung serum ditambahkan darah manusia yang diperoleh dari Palang Merah Indonesia (PMI), karena banyak mengandung zat besi dan albumin, serta dengan penambahan penisilin 100 units/ml, untuk tujuan menghambat mikroba kontaminan non Mycobacterium. Media cair yang berupa darah diharapkan mirip dengan kondisi invivo pada jaringan parenkim paru yang juga kaya akan zat besi dan albumin dan nutrisi lainnya. Dengan demikian diharapkan media bifasik agar darah, mempercepat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis secara optimal, sehingga mudah dilakukan identifikasi. Kelebihan dari metode pemeriksaan kultur bifasik agar darah adalah dapat mendeteksi adanya koloni bakteri Mycobacterium tuberculosis dari sampel sputum BTA positif (1+) pada pengamatan hari ketujuh maupun ketiga. Sedangkan pada metode pemeriksaan kultur yang lain seperti metode kultur Lowenstein-Jensen tidak ditemukan pertumbuhan sampai Mycobacterium tuberculosis sampai hari ketujuh.






Rujukan :
Belisle, Braunstein, M., Rosenkrands, I., and Andersen P. 2005. The Proteone of Mycobacterium Tuberculosis in Cole ST, Eisenach KD, Murray DN, Jacobs WR. Tuberculosis chapter 16 hlm 235.
Departemen Kesehatan RI, 2002. Pedoman Penanggulangan TBC cetakan ke 8. Jakarta. hlm. 1-3.
Dzen, S.M., Roskistiningsih, Sanarto, S., Sri, W. 2003. Bakteriologi Medik, FK UB. hlm. 293.
Kim, S.J. 1998. Laboratory Services in Tuberculosis Control. hlm. 11.
www.google.images.com

CAPD, PENATALAKSANAAN GAGAL GINJAL TERKINI

Oleh : kompas.com, infopenyakitdalam.com

Bagi para penderita gagal ginjal, kegiatan cuci darah adalah suatu keharusan. Biasanya, para penderita ini melakukan hemodialisis (cuci darah melalui mesin) 2-3 kali dalam seminggu di Rumah Sakit. Namun, dalam 4 tahun terakhir mulai disosialisasikan sebuah alternatif dimana penderita dapat melakukan cuci darah sendiri di rumah. Metode tersebut dikenal dengan  continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD).
CAPD merupakan sebuah kateter yang dipasang di dalam perut, ke dalam rongga peritoneum. Pemasangan ini dilakukan melalui tindakan operasi. Setelah kateter tersebut terpasang, lalu digunakan cairan dialisat, yang sering dipakai adalah Dianel Baxter dari Kalbe untuk membilas rongga peritoneum tempat bersarang kateter. Ini berfungsi sebagai sarana cuci darah, yang berlangsung sepanjang hari.
          Yang membuat CAPD ini lebih unggul daripada cuci darah (hemodialisa) yaitu dapat dilakukan sendiri di rumah atau di tempat kerja. Yang terpenting bila menggunakan CAPD mesti selalu menjaga kebersihan tubuh dan menjaga keteternya tidak terinfeksi. Infeksi yang lazim terjadi adalah peritonitis (infeksi pada peritoneum). peritoneum sebagai membrane semi permeable yang berfungsi sebagai tempat yang dilewati cairan tubuh yang berlebihan dan solute yang berisi racun yang akan dibuang. Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke dalam rongga perut. Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah metabolik dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut, kemudian cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.

(CAPD Instructions)

www.youtube.com



Rujukan :
www.google.images.com
www.infopenyakitdalam.com
www.kompas.com
www.youtube.com

HIPNOBIRTHING UNTUK PENGURANGAN NYERI PINGGANG PADA KALA I PERSALINAN

Oleh : Zaenal Arifin, Agus Kirwanto, Supiati


Pengalaman ibu yang dialami selama persalinan membawa pengaruh yang besar terhadap masa nifas dan kehamilan dan persalinan selanjutnya. Untuk itu bagi penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan ibu rasa nyaman saat persalinan. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah metode pengontrolan nyeri persalinan. Ibu yang bersalin membutuhkan informasi akurat untuk pengontrolan nyeri yang paling tepat dan efektif baginya dan dukungan untuk menerapkan teknik tersebut pada proses persalinan. Metode yang dapat membantu menurunkan nyeri saat persalinan yaitu menggunakan farmakologi (obat-obatan) maupun non obat yaitu dengan pemijatan atau hipnoterapi.

Teknik non obat salah satunya adalah hypnobirthing yang merupakan paling dikenal saat ini, berada di bawah naungan Hypnobirthing Institute, USA. Hypnobirthing dilakukan pada kala I persalinan ini dengan mengajak pasien berkomunikasi dan memberikan sugesti pada responden bahwa nyeri persalinan dapat diturunkan. Wanita yang dalam kondisi kontraksi saat persalinan mengalami stress dan secara otomatis melakukan reaksi defensive, sehingga menstimulasi mengeluarkan hormon yaitu katekolamin dan adrenalin.

Katekolami akan dilepas dalam keadaan konsentrasi tinggi saat persalinan. Jika calon Ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan, respons tubuh yang muncul antara lain melawan atau menghindar. Akibat respon tubuh tersebut, rahim menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot rahim berkurang, karena arteri mengecil dan menyempit kemudian menyebabkan rasa nyeri.

          Metode hypnobirthing adalah autohipnosis (selfhypnosis) atau sugesti menghadapi kehamilan, sehingga para wanita mampu melaluinya dengan cara alami, lancar, dan nyaman tanpa rasa sakit. Teknik ini berguna untuk kesehatan jiwa janin. Dalam persalinan, rasa nyeri dapat terabaikan dengan relaksasi dan visualisasi, karena dengan pemusatan perhatian pada satu hal saja pada satu waktu. Kondisi rileks memunculkan memunculkan endorphin sebagai anestesi alami yang menggantikan hormon pemicu rasa sakit. Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.




Rujukan :
Enkin, M. 2000. Effective Pregnace and Childbirth. Oxford University Press.
www.google.images.com
Yerby, M., Page, A.L. 2000. Pain In Childbearing : Key Issues In Management. London : Balliere Tindall.

SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE DAN NYERI PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR

Oleh : M. Mudafsyir Syatibi, Heru Purbo K, Tavia Sundari

     Nyeri, peradangan, ketegangan emosi, dan imobilisasi yang terjadi pasca operasi dapat menimbulkan lingkaran setan. Rasa sakit, peradangan, ketegangan emosi, dan imobilisasi akan menimbulkan reflex muscle contraction menimbulkan restricted movement (RM), akan mengakibatkan circulatory statis dimana akan terjadi ischaemic jaringan dan terhambatnya proses metabolisme. Circulatory statis akan meningkatkan rasa sakit dan akan mengakibatkan spasme pada otot. Lingkaran setan ini bila tidak diputus akan membuat otot kehilangan sifat kelenturannya. Demikian pula jika sebuah otot dibiarkan pada posisi memendek hanya selama 5 hingga 7 hari akan memperlihatkan pemendekan perut otot akibat kontraksi dari serat kolagen dan penurunan jumlah sarcomere serat otot. Faktor pendukung seperti edema, pendarahan, nyeri, dan cidera pada jaringan lunak bercampur menjadi satu yang akan meningkatkan pembentukan kontraktur. 

Dalam upaya untuk membantu mengurangi nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur terutama pada saat latihan gerak fisioterapis dan memberikan stimulasi elektrid misalnya arus inteferensi, arus dinamis dan juga dengan pemberian Transcutaneus Electrical Stimulation. Pemberian electroacupuncture, TENS, dan stimulasi lain (termasuk pijatan) pada titik akupuntur tertentu diyakini dapat mengurangi nyeri pasca operasi.

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) adalah suatu teknik terapi menggunakan energi tubuh/energi meridian yang dilakukan dengan memberikan ketukan-ketukan ringan pada titik-titik tertentu pada meridian tubuh. Arti kata SEFT maksudnya adalah suatu upaya untuk membebaskan diri dari emosi negatif. Segala gangguan, keluhan dan penyakit yang terjadi pada pada manusia diyakini disebabkan oleh emosi negatif.  SEFT merupakan versi emosi dari acupuncture tetapi tanpa menggunakan jarum.

SEFT sendiri sebenarnya merupakan suatu terapi Psikologi yang pertama kali ditujukan untuk melengkapi alat psikoterapi yang sudah ada, seperti contohnya metode desensitisasi atau pengurangan sensitifitas terhadap pemicu Phobia atau ketakutan yang amat sangat yang seringkali diluar rasio pada sesuatu. Namun seiring berjalannya perkembangan ilmu kesehatan, SEFT ternyata juga dapat dipakai untuk terapi nyeri.




Rujukan :
Abraham, S.E. 2000. The Pain Clinic Manal. Second Edition. Lippincott : Williams and Wilkins.
Meliala, L. 2001. Diagnosis dan Managemen Nyeri Mutakhir Neuroosteomuskuler. Kelompok Studi Perdossi. Yogyakarta : Simposium Nyeri.
www.google.images.com
Zainuddin, A.F. 2008. Spiritual Emotional Freedom Technique. Jakarta : Afzan Publishing.

KADAR OKSIGEN MEMPENGARUHI PENUAAN SESEORANG

Oleh : Rinaldi

    Seperti tubuh kita, kulit kita juga membutuhkan supply oksigen yang tetap. Seperti makhluk hidup lainnya, kulit anda membutuhkan oksigen untuk mempertahankan dirinya, bereproduksi, dan membentuk lapisan baru. Pengetahuan Medis telah menunjukkan bahwa penyebab utama dari proses penuaan adalah Kekurangan Oksigen. Ketika kulit kita mengalami kekurangan oksigen, akan berdampak seperti menurunnya aktivitas sel, penuaan dini, hilangnya kelembutan, pucat, dan masalah selulit. Lapisan kulit kita kehilangan kurang lebih 65% kadar oksigennya pada usia 30 tahun. Oksigen di transportasi ke lapisan kulit oleh pembuluh darah (vascular system). Untuk kulit yang muda proses ini sangat efisien, tetapi dengan semakin tua kita, fungsi-fungsi penyerapan mikro menurun sehingga kulit kita tidak lagi menerima nutrisi yang tepat lagi. Hasilnya, metabolisme sel dan peremajaan kulit menurun, kandungan kolagen dan elastin menurun, menghasilkan garis-garis halus, berubah warna, dan keriput muncul. Lebih jauh, dengan semakin bertambah usia kita, peremajaan sel-sel kulit luar menjadi sangat tergantung pada oksigen dari luar. Kulit membutuhkan oksigen tambahan agar tetap sehat dan tampak muda.

Manfaat oksigen dalam tubuh :

  1. Lebih banyak oksigen masuk ke tubuh kita untuk peningkatan kesehatan secara menyeluruh.
  2. Meningakatan fungsi otak agar lebih jernih dan lebih cepat tanggap.
  3. Lebih banyak oksigen masuk kedalam otot untuk peningkatan energy dan kinerja
  4. Lebih banyak oksigen kedalam sel kulit agar kulit lebih sehat dan terlihat lebih muda
  5. Meningkatan metabolisme tubuh dan pengeluaran sisa-sisa
  6. Meningkatan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri dan virus
  7. Memperbaiki penyerapan vitamin, mineral dan nutrisi lain oleh tubuh
 

Defisiensi oksigen
Gelembung udara yang terperangkap dibatu amber menunjukkan bahwa tingkat oksigen pada atmosphere jaman dahulu terukur 70% lebih tinggi daripada saat ini: sebagian besar ilmuwan sekarang ini berpendapat bahwa tubuh manusia tidak akan meperoleh tingkat oksigen yang cukup untuk puncak kesehatah, vitalitas, fungsi sistem kekebalan tubuh, dan umur. Mereka merujuk kepada bukti pertumbuhan tumbuh dengan saran :
  1. Tubuh manusia bisa diartikan juga sebagai sebuah fungsi dengan konsentrasi oksigen yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikonsumsi sekarang ini
  2. Jumlah kandungan oksigen yang bisa diserap oleh tubuh pada sebagian besar manusia bisa dianggap lebih rendah dari yang diperlukan untuk menjaga kesehatan, pelepasan energi yang tinggi dan metabolisme yang benar
  3. Semakin rendahnya kandungan oksigen yang bisa diserap di tubuh seseorang, semakin besar kemungkinan tubuh orang itu untuk mengidap suatu penyakit yang kronis

Gejala-gejala diatas sering kali muncul disertai perasaan tidak nyaman. Perkembangannya memakan beberapa saat, untuk menyebarkan penyakit. Seperti yang termaktub di "the townsend letter for doctor" : "sel-sel yang mengalami kekurangan oksigen akan mengirimkan sinyal-sinyal panik halus yang jika terkumpul didalam tubuh menyebabkan persaaan kurang nyaman, takut atau sakit yang tersamar. Peringatan yang seragam pada tingkat rendah ini cenderung muncul semata-mata sebagai "suara latar belakang" yang dialami seseorang. Atau, juga bisa berarti datangnya penyakit yang lain.

Oksigen dan Kehidupan
        Element paling vital didunia adalah Oksigen. Tanpanya, Manusia tidak bisa hidup. Kurang lebih 90% dari energi hidup diproduksi oleh oksigen. Proses pembakaran energi kita memerlukan oksigen dalam jumlah besar untuk membuang sampah dan racun dari dalam tubuh. Diawal masa, jumlah oskigen masih sedikit, dan lapisan ozon yang esensial untuk kehidupan masih belum ada. Dibutuhkan milyaran tahun bagi organisme primitif dilautan yang berfotosintesa mengisi oksigen bumi untuk para hewan. Sekarang, sekitar 23% udara adalah oksigen. Tetapi, kandungan oksigen untuk daerah perkotaan lebih rendah sampai dengan 15% dibeberapa kota, dan akan semakin rendah sejalan dengan tingginya polusi dan penggundulan hutan.


(Kadar O2 Tinggi, Usia Warga Lansia Lebih Dari 100 Tahun Di Sebuah Pulau Di Madura)

www.youtube.com




Rujukan :
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.
www.google.images.com
www.youtube.com